AdSense Atas

Rabu, 03 Mei 2017

Pembuatan Saggar Keramik


Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Penggunaan keramik pada saat ini adalah penggunaan untuk peralatan rumah tangga di atas meja (tableware), penutup lantai atau dinding (tiles) dan fasilitas kesehatan (sanitary). Namun seiring dengan berjalannya waktu, fungsi keramik pun berubah seperti menjadi penghias di dalam ruangan.

            Untuk menghasilkan keramik yang mengkilap, maka keramik dilapisi sebuah cairan yang disebut glasir. Lalu selanjutnya keramik tersebut di oven/dibakar hingga 1000oC. Untuk proses pembakaran, keramik diletakkan ke dalam saggar. Saggar adalah wadah atau tempat untuk menyimpan keramik mentah (greenware) glasir pada saat proses pembakaran.

            Dalam proses pembuatan sagar, terdapat beberapa tahap. Tahap pertama adalah persiapan bahan, bahan-bahan yang digunakan adalah:
  1. Tanah liat
  2. Kaolin
  3. Grog
  4. Talak
  5. Alumunium Oxide
Untuk tanah liat, dilakukan proses pengecekan kadar air di Laboratorium Quality Control (QC) sehingga jumlah total didapatkan dari jumlah formula dari perusahaan ditambahkan dengan presentase kadar air. Grog adalah butiran-butiran dari pecahan saggar yang sudah tidak terpakai ataupun pecah saat digunakan. Sebelum menjadi butiran, pecahan saggar dimasukkan kedalam crusher untuk dihancurkan menjadi pecahan-pecahan kecil lalu masuk ke hummer mill untuk menjadi butiran-butiran kecil.



Gambar 1. Crusher   

            Lalu semua bahan dimasukkan ke dalam Ballmill, proses penggilingan di Ballmill terdapat 2 tahap, tahap pertama tanah liat dan kaolin direndam dengan air 1 jam di Ballmill lalu di giling selama 1 jam, kemudian tahap 2 Grog, talak, dan Al2O3 dimasukkan ke ballmill lalu digiling selama setengah jam. Putaran Ballmill saat penggilingan antara 17-20 rpm.
Gambar 2. Ballmill

            Hasil penggilingan tersebut kemudian disebut slip, slip dimasukkan ke dalam bak untuk ditampung sementara. Selama ditampung, slip diaduk menggunakan baling-baling dengan tujuan bahan tidak mengendap ke bawah.
Gambar 3. Bak penampungan

            Setelah ditampung, maka slip di press menggunakan filter press dengan bertekanan 12-14 psi. Tujuan dari pengepressan adalah untuk memisahkan zat padat dengan zat cair. Pengepressan dilakukan selama 2-2,5 jam, hasil pengepressan membuat slip menjadi pada dan terbentuk lingkaran yang disebut tanah kepingan. Tanah kepingan lalu didiamkan selama 2 hari untuk proses Aging.
Gambar 4. Filter Press

Gambar 5. Tanah Kepingan

            Setelah melalui proses aging, tanah kepingan dibentuk menjadi tanah batangan melalui mesin Pugmill. Selain mengubah tanah kepingan menjadi tanah batangan, tujuan dari penggunaan Pugmill adalah memvakum udara, meratakan kadar air dam menjadikan bahan plastis/memberi bentuk. Tanah dibentuk menjadi sebuah batangan dengan panjang 40cm dan diameter 16cm.
Gambar 5. Pugmill

            Kemudian tanah batangan tersebut di potong menjadi ketebalan 2,5cm. Hasil dari potongan-potongan tersebut kemudian diletakkan ke jigger. Jigger adalah alat pencetak bahan menjadi bahan jadi mentah. Bahan diletakkan di cetakkan kemudian di press sehingga bahan membentuk sebuah benda jadi yang masih lembek.
Gambar 6. Mesin Jigger

            Hasil dari cetakan oleh mesin jigger kemudian dikeringkan hingga benda menjadi keras dan siap digunakan. Saggar keramik dapat digunakan 80 sampai 100 kali dalam pembakaran keramik. Jika saggar pecah maka pecahan tersebut digunakan kembali menjadi bahan baku saggar yang baru.

Sumber: PT. Lucky Indah Keramik, Cimanggis-Depok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar