Keramik pada awalnya berasal
dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat
yang telah mengalami proses pembakaran. Penggunaan keramik pada saat ini
adalah penggunaan untuk peralatan rumah tangga di atas meja (tableware), penutup lantai atau dinding
(tiles) dan fasilitas kesehatan (sanitary). Namun seiring dengan
berjalannya waktu, fungsi keramik pun berubah seperti menjadi penghias di dalam
ruangan.
Untuk menghasilkan
keramik yang mengkilap, maka keramik dilapisi sebuah cairan yang disebut
glasir. Lalu selanjutnya keramik tersebut di oven/dibakar hingga 1000oC.
Untuk proses pembakaran, keramik diletakkan ke dalam saggar. Saggar adalah wadah
atau tempat untuk menyimpan keramik mentah (greenware)
glasir pada saat proses pembakaran.
Dalam proses pembuatan
sagar, terdapat beberapa tahap. Tahap pertama adalah persiapan bahan,
bahan-bahan yang digunakan adalah:
- Tanah liat
- Kaolin
- Grog
- Talak
- Alumunium Oxide
Untuk tanah liat,
dilakukan proses pengecekan kadar air di Laboratorium Quality Control (QC)
sehingga jumlah total didapatkan dari jumlah formula dari perusahaan
ditambahkan dengan presentase kadar air. Grog
adalah butiran-butiran dari pecahan saggar yang sudah tidak terpakai ataupun
pecah saat digunakan. Sebelum menjadi butiran, pecahan saggar dimasukkan
kedalam crusher untuk dihancurkan menjadi pecahan-pecahan kecil lalu masuk ke hummer mill untuk menjadi
butiran-butiran kecil.
Gambar 1. Crusher
Lalu semua bahan
dimasukkan ke dalam Ballmill, proses penggilingan di Ballmill terdapat 2 tahap,
tahap pertama tanah liat dan kaolin direndam dengan air 1 jam di Ballmill lalu
di giling selama 1 jam, kemudian tahap 2 Grog, talak, dan Al2O3
dimasukkan ke ballmill lalu digiling selama setengah jam. Putaran
Ballmill saat penggilingan antara 17-20 rpm.
Gambar 2. Ballmill
Hasil penggilingan
tersebut kemudian disebut slip, slip dimasukkan ke dalam bak untuk ditampung
sementara. Selama ditampung, slip diaduk menggunakan baling-baling dengan
tujuan bahan tidak mengendap ke bawah.
Gambar 3. Bak penampungan
Setelah ditampung, maka
slip di press menggunakan filter press dengan bertekanan 12-14 psi. Tujuan dari
pengepressan adalah untuk memisahkan zat padat dengan zat cair. Pengepressan
dilakukan selama 2-2,5 jam, hasil pengepressan membuat slip menjadi pada dan
terbentuk lingkaran yang disebut tanah kepingan. Tanah kepingan lalu didiamkan
selama 2 hari untuk proses Aging.
Gambar 4. Filter Press
Gambar 5. Tanah Kepingan
Setelah melalui proses aging, tanah kepingan dibentuk menjadi
tanah batangan melalui mesin Pugmill. Selain mengubah tanah kepingan menjadi
tanah batangan, tujuan dari penggunaan Pugmill adalah memvakum udara, meratakan
kadar air dam menjadikan bahan plastis/memberi bentuk. Tanah dibentuk menjadi
sebuah batangan dengan panjang 40cm dan diameter 16cm.
Gambar 5. Pugmill
Kemudian tanah batangan
tersebut di potong menjadi ketebalan 2,5cm. Hasil dari potongan-potongan
tersebut kemudian diletakkan ke jigger. Jigger adalah alat pencetak bahan
menjadi bahan jadi mentah. Bahan diletakkan di cetakkan kemudian di press
sehingga bahan membentuk sebuah benda jadi yang masih lembek.
Gambar 6. Mesin Jigger
Hasil dari cetakan oleh
mesin jigger kemudian dikeringkan hingga benda menjadi keras dan siap
digunakan. Saggar keramik dapat digunakan 80 sampai 100 kali dalam pembakaran
keramik. Jika saggar pecah maka pecahan tersebut digunakan kembali menjadi
bahan baku saggar yang baru.
Sumber: PT. Lucky Indah Keramik, Cimanggis-Depok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar