Suatu mesin tidak akan hidup dengan sendirinya, maka mesin tersebut
memerlukan suatu tenaga dari luar untuk menggerakkan poros engkol dan membantu
untuk menghidupkan mesin tersebut. Dari beberapa cara yang ada pada mobil
umumnya mempergunakan motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang berputar ke ring gear yang dipasangkan pada bagian
luar dari fly wheel, sehingga ring gear berputar (dan juga poros
engkol).
Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga
kecil yang tersedia pada baterai. Hal ini yang harus diperhatikan ialahbahwa
motor starter harus sekecil mungkin. Untuk itulah motor seri DC (arus searah)
umumnya yang dipergunakan.
1. MOTOR STARTER
Motor starter yang digunakan pada mobil dilengkapi dengan Magnetic switch yang memindahkan gigi
yang berputar (selanjutnya disebut gigi pinion) untuk berkaitan atau lepas dari
ring gear yang dipasangkan mengelilingi Fly
wheel (roda gila) yang dibaut pada poros engkol.
a. Tipe Reduction
1) Starter tipe reduction memakai motor kecil berkecepatan tinggi
2) Starter tipe reduction meningkatkan torsi dengan mengurangi kecepatan
putaran amatur dengan mengurangi gear
3) Penghisap Magnetic Switch
langsung mendorong gigi pinion yang terletak disumbu yang sama untuk melepas
dan menghubungkan dengan ring gear.
b. Tipe Conventional
1) Gigi Pinion terletak pada sumbu yang sama dengan armature dan
berputar pada kecepatan yang sama.
2) Tuas penggerak ditautkan penghisap magnetic switch yang mendorong gigi pinion dan menyebabkannya
bertautan dengan gigi gear.
c. Tipe Planetary
1) Starter tipe planetary memakai planetary gear untuk mengurangi
kecepatan berputar armature.
2) Gigi pinion berhubungan dengan ring gear via tuas penggerak seperti
dalam tipe conventional.
d. Tipe Planetary
reduction-segment Conductor Motor (PS)
1) Tipe planetary reduction-segment conductor motor (PS) menstart dengan
memakai permanent magnet dalam field coilnya.
2) Mekanisme pertautan dan pelepasan (engagement/disengagement) bekerja
dengan cara yang sama dengan tipe planetary.
2.
KOMPONEN-KOMPONEN MOTOR STARTER
a. Yoke & Pole Cole
Yoke berasal dari
logam yang berbentuk silinder yang berfungsi sebagai tempat pole core yang
diikat dengan sekrup. Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan
memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.
b. Field Coil
Field terbuat dari
lempengan tembaga, dengan tujuan dapat memungkinkan mengalirnya arus listrik
yang besar. Berfungsi sebagai membangkitkan medan magnet.
c. Armature & Shaft
Armature berasal
dari sebatang besi yang silindris dan diberi slot-slot, poros, komutator, serta
kumparan armature. Berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik putar.
d. Brush
Brush terbuat dari bahan tembaga lunak yang berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya pada starter, terdapat empat buah brush dengan dua buah positif, dan dua buah negatif.
Brush terbuat dari bahan tembaga lunak yang berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya pada starter, terdapat empat buah brush dengan dua buah positif, dan dua buah negatif.
e. Armature Brake
Berfungsi sebagai pengerem
putaran armature setelah lepas dari perkaitan roda penerus.
f. Drive Lever
Berfungsi sebagai pendorong
pinion gear kearah posisi berkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
g. Starter Clutch
Starter Clutch berfungsi
sebagai pemindah momen punter dari armature shaft kepada roda penerus sehingga
dapat berputar.
h. Saklar magnet (Magnetic Switch)
Digunakan untuk menghubungkan
dan melepaskan pinion gear ke / dari roda penerus sekaligus mengalirkan arus
listrik yang besar pada sirkuit motor.
3. CARA KERJA MOTOR STARTER
a. Pada saat starter motor switch
on
Apabila starter switch diputar
ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui hold in coil ke massa dan dilain pihak pull ini coil, field coil
ke massa melalui armature. Pada saat ini hold dan pull in coil membentuk gaya
magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arus yang mengalir, pada kedua
kumparan tersebut sama.
Dari kejadian ini kontak plate
(plunger) akan bergerak kearah menu main switch, sehingga drive lever bergerak
menggeser starter clutch kearah posisi berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih
jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai > terminal 50 >
hold in > coil massa
Baterai > terminal 50 >
pull in coil > field coil > armature massa.
Oleh karena arus yang mengalir
ke field coil pada saat itu relatif kecil, maka armature berputar lambat dan
memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada keadaan ini
kontak plate belum menutup main switch.
b. Pada saat pinion berkaitan
penuh
Bila pinion gear sudah
berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan menutup main switch, pada
saat ini arus akan mengalir sebagai berikut:
Baterai > terminal 50 >
hold in coil > massa
Baterai > main switch > terminal
c > field in coil > armature massa
Jika di terminal c ada arus,
maka arus pada pull in coil tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate akan
ditahan oleh kemagnetan hold in coil saja. Bersama dengan itu arus yang besar
akan mengalir dari baterai ke field in coil > armature > massa melalui
main switch. Akibatnya starter dapat menghasilkan momen puntuir yang besar
untuk memutarkan ring gear.
c. Pada saat starter switch OFF
Sesudah starter switch ke
posisi OFF, dan main switch dalam keadaan belum bebas dari kontak plate, maka
aliran arusnya sebagai berikut:
Baterai > terminal 30 >
main switch > terminal c
Field coil > armature >
massa
Karena starter switch OFF maka
pull in coil dan hold in coil tidak mendapatkan arus dari terminal 50 melainkan
dari terminal c. Sehingga aliran arusnya menjadi:
Baterai > terminal 30 >
main switch > terminal c
Pull in coil > hold in coil
> massa
Daftar Pustaka:
Modul Kompetensi Kejuruan SK. 17,18,20 Tek.Kendaraan Ringan, SMK PGRI 20 Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar