AdSense Atas

Kamis, 05 Januari 2017

Sistem Starter Mobil

Suatu mesin tidak akan hidup dengan sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan suatu tenaga dari luar untuk menggerakkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan mesin tersebut. Dari beberapa cara yang ada pada mobil umumnya mempergunakan motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang berputar ke ring gear yang dipasangkan pada bagian luar dari fly wheel, sehingga ring gear berputar (dan juga poros engkol).

Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga kecil yang tersedia pada baterai. Hal ini yang harus diperhatikan ialahbahwa motor starter harus sekecil mungkin. Untuk itulah motor seri DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.



1. MOTOR STARTER
Motor starter yang digunakan pada mobil dilengkapi dengan Magnetic switch yang memindahkan gigi yang berputar (selanjutnya disebut gigi pinion) untuk berkaitan atau lepas dari ring gear yang dipasangkan mengelilingi Fly wheel (roda gila) yang dibaut pada poros engkol.
a.         Tipe Reduction
1) Starter tipe reduction memakai motor kecil berkecepatan tinggi
2) Starter tipe reduction meningkatkan torsi dengan mengurangi kecepatan putaran amatur dengan mengurangi gear
3) Penghisap Magnetic Switch langsung mendorong gigi pinion yang terletak disumbu yang sama untuk melepas dan menghubungkan dengan ring gear.



b.         Tipe Conventional
1) Gigi Pinion terletak pada sumbu yang sama dengan armature dan berputar pada kecepatan yang sama.
2) Tuas penggerak ditautkan penghisap magnetic switch yang mendorong gigi pinion dan menyebabkannya bertautan dengan gigi gear.





c.         Tipe Planetary
1) Starter tipe planetary memakai planetary gear untuk mengurangi kecepatan berputar armature.
2) Gigi pinion berhubungan dengan ring gear via tuas penggerak seperti dalam tipe conventional.

d.         Tipe Planetary reduction-segment Conductor Motor (PS)
1) Tipe planetary reduction-segment conductor motor (PS) menstart dengan memakai permanent magnet dalam field coilnya.
2) Mekanisme pertautan dan pelepasan (engagement/disengagement) bekerja dengan cara yang sama dengan tipe planetary.


2. KOMPONEN-KOMPONEN MOTOR STARTER
a.  Yoke & Pole Cole
Yoke berasal dari logam yang berbentuk silinder yang berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.



b.  Field Coil
Field terbuat dari lempengan tembaga, dengan tujuan dapat memungkinkan mengalirnya arus listrik yang besar. Berfungsi sebagai membangkitkan medan magnet.

c.  Armature & Shaft
Armature berasal dari sebatang besi yang silindris dan diberi slot-slot, poros, komutator, serta kumparan armature. Berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik putar.



d.  Brush
Brush terbuat dari bahan tembaga lunak yang berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya pada starter, terdapat empat buah brush dengan dua buah positif, dan dua buah negatif.


e.  Armature Brake
     Berfungsi sebagai pengerem putaran armature setelah lepas dari perkaitan roda penerus.

f.  Drive Lever
     Berfungsi sebagai pendorong pinion gear kearah posisi berkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.


g.  Starter Clutch
     Starter Clutch berfungsi sebagai pemindah momen punter dari armature shaft kepada roda penerus sehingga dapat berputar.

h.  Saklar magnet (Magnetic Switch)
     Digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke / dari roda penerus sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor.


3.  CARA KERJA MOTOR STARTER
a.  Pada saat starter motor switch on
     Apabila starter switch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui hold in coil ke massa dan dilain pihak pull ini coil, field coil ke massa melalui armature. Pada saat ini hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arus yang mengalir, pada kedua kumparan tersebut sama.
    
     Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak kearah menu main switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch kearah posisi berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai berikut:
    
     Baterai > terminal 50 > hold in > coil massa
     Baterai > terminal 50 > pull in coil > field coil > armature massa.

     Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu relatif kecil, maka armature berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada keadaan ini kontak plate belum menutup main switch.


b.  Pada saat pinion berkaitan penuh
     Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan menutup main switch, pada saat ini arus akan mengalir sebagai berikut:

     Baterai > terminal 50 > hold in coil > massa
     Baterai > main switch > terminal c > field in coil > armature massa

     Jika di terminal c ada arus, maka arus pada pull in coil tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate akan ditahan oleh kemagnetan hold in coil saja. Bersama dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke field in coil > armature > massa melalui main switch. Akibatnya starter dapat menghasilkan momen puntuir yang besar untuk memutarkan ring gear.


c.  Pada saat starter switch OFF
     Sesudah starter switch ke posisi OFF, dan main switch dalam keadaan belum bebas dari kontak plate, maka aliran arusnya sebagai berikut:

     Baterai > terminal 30 > main switch > terminal c
     Field coil > armature > massa

     Karena starter switch OFF maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapatkan arus dari terminal 50 melainkan dari terminal c. Sehingga aliran arusnya menjadi:

     Baterai > terminal 30 > main switch > terminal c
     Pull in coil > hold in coil > massa


Daftar Pustaka:
Modul Kompetensi Kejuruan SK. 17,18,20 Tek.Kendaraan Ringan, SMK PGRI 20 Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar